EFEK INDUKSI
Efek induksi adalah
suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu
molekul (lewat ikatan σ). Sifat induksi terjadi karena adanya perbedaan
keelektronegatifan. Gejala elektrostatik diteruskan melalui rantai
karbon.
Efek induksi
bekerja pada ikatan sigma pada ketiga reaksi diatas. Dorongan dari gugus R
membuat kerapatan electron pada H semakin tinggi sehingga sulit untuk
terionisasi. pengaruh efek induksi terhadap kekuatan tiga jenis asam
karboksilat yang di sintesis dari amida terletak pada kecenderungan
mudahnya lepas gugus hidroksil dalam air yang di pengaruhi oleh efek induksi
tersebut.
Hal tersebut dapat
kita ketahui dari nilai pka yaitu pada asam format memiliki nilai pka 3,68.
Nilai pka asam asetat 4,74 dan nilai pka asam butanoat 4,80. Dan semakin kecil
nilai pka maka semakin kuat sifat asamnya, dimana hal ini dipengaruhi karena
pada gugus alkil untuk mendorongsehingga kerapatan H meningkat dan sulit untuk
terionisasi. Dan dari reaksi diatas gugus hidroksil pada asam format sangat
sukar untuk terionisasi dan keasamanya lebih tinggi, begitu juga dengan gugus
hidroksil pada asam asetat sukar terionisasi dan nilai keasamanya dibawah asam
format, begitu juga untuk asam butanoat yang memiliki gugus hidroksil yang
dapat terionisasi dan nilai keasamanyapun lebih rendah.
Dalam suatu ikatan
kovalen tunggal dari atom yang tak sejenis, pasangan electron yang membentuk
ikatan sigma, tidak pernah terbagi secara merata di antara kedua atom. Electron
memiliki kecenderungan untuk tertarik sedikit ataupun banyak kearah atom yang lebih
elektronegatif dari keduanya. Misalnya dalam suatu alkil klorida, kerapatan
elektron cenderung lebih besar pada daerah didekat atom Cl daripada atom C. Sebagai penunjuk bahwa atom yang satu lebih elektronegatif.
- Jika atom karbon terikat pada klorin dan ia sendiri berikatan pada atom karbon selanjutnya, efek induksi dapat diteruskan pada karbon tetangganya.
- Akibat dari pengaruh atom klorin, electron pada ikatan karbon klorin didermakan sebagian ke klorin, sehingga menyebabkan C1 sedikit kekurangan electron. Keadaan C1 ini menyebabkan C2 mesti mendermakan juga sebagian elektronnya pada ikatan C2 dengan C1 agar menutupi kekurangan electron di C1. Begitu seterusnya. Namun, efek ini dapat hilang pada suatu ikatan jenuh (ikatan rangkap), efek induktif ini juga semakin mengecil jika melewati C2. Pengaruh distribusi electron pada ikatan sigma ini dikenal sebagai efek induksi.
- · Jika ketika atom H dalam molekul ini diganti dengan Z (atom ataupun gugus), kemudian kerapatan electron pada bagian CR3 pada molekul ini berkurang daripadadalam CR3-H, maka Z dapat dikatakan memiliki suatu efek –I. Contoh gugus dan atom yang memiliki efek –I: NO2, F, Cl, Br, I, OH, C2H5.
- · Jika kerapatan elektron dalam CR3 bertambah besar dari pada dalam CR3-H, maka Z dikatakan memiliki efek +I. Contoh gugus dan atom yang memiliki efek +I: (CH3)3C-, (CH3)2CH-, CH3CH2-, CH3-.
Efek induksi dapat
dinyatakan sebagai I+ dan I–:
v
I+ jika
subtituen yang terikat mendorong elektron (melepaskan elektron)
v
I–
jika subtituen yang terikat menarik elektron (mengambil elektron)
Menurut consensus :
·
Gugus
yang menarik elektron lebih dari atom H disebut I-.
·
Gugus
yang mendorong electron lebih besar dari atom H disebut I+.
Faktor lain
disamping resonansi stabil dari ion karboksilat mempengaruhi keasaman dari
senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat
menstabilkan anion, relative terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion
menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu asam. Misalnya, khlor
elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik keerapatan elektron dari
elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan
delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan
menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat lebih kuat dari asam
asetat. Semakin besar penarikan elektron oleh efek induktif, lebih kuat
asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik elektron dan
merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam trikhloroasetat
mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam dikhloroasetat.
Berikut ini urutan
reaktifitas induksi I- (penarik elektron) adalah sebagai
berikut:
-Cl > -Br > -I > -OCH3 > -OH > -C6H5 >
-CH+CH2 > -H
Sifat induksi yang
dimiliki sernyawa tersebut mempengaruhi reaktivitas molekul senyawa organik
tersebut, misalnya senyawa asam karboksilat akan mempengaruhi sifat keasaman
senyawa asam karboksilat dan pada senyawa alkil halida akan mempengaruhi gugus
lepas pada reaksi substitusi dan eliminasi sedangkan senyawa karbonil akan
mempengaruhi jalannya reaksi adisi nukleofil dan sebagainya.
Senyawa asam
karboksilat antara asam asetat dengan asam -kloro asetat, sifat keasaman kedua
senyawa akan berbeda , dimana gugus metil CH3 pada asam asetat
bersifat I+ (pendorong elektron) sehingga atom C pada gugus
karboksilat lebih bermuatan positif sehingga H+ dari asam asetat
sulit lepas daripada asam -kloro asetat. Jika H+ susah
lepas maka keasaman akan berkurang (Ka kecil) dan pKa besar. Gugus Cl pada
posisi pada asam -kloro asetat bersifat sebagai I- (penarik elektron)
sehingga atom C pada gugus karboksilat kurang bermuatan positif sehingga H+ dari
asam asetat mudah lepas maka keasaman akan bertambah (Ka besar) dan pKa kecil.
Jadi sifat keasaman senyawa -kloro asetat > asam asetat.
Untuk senyawa asam
karboksilat yang mempunyai sifat induksi I+ (pendorong elektron)
yang semakin besar maka sifat keasaman senyawa akan berkurang, misalnya sifat
keasaman dari asam asetat > asam propionate.
Senyawa asam karboksilat yang sifat penarik elektron semakin kuat maka sifat
keasaman senyawa akan bertambah, misalnya senyawa -kloro asetat dengan -fluoro
asetat. Fluor (F) lebih elektronegatif daripada klor( Cl), maka keasaman -fluoro
asetat > -kloro asetat.
Untuk senyawa asam
karboksilat yang mempunyai sifat induksi I+ (penarik elektron) yang
semakin besar maka sifat keasaman senyawa akan bertambah. Semakin jauh gugus
penarik elektron maka sifat keasaman senyawa asam karboksilat akan berkurang.
Faktor induksi pada
berbagai senyawa asam karboksilat yang telah diterangkan di atas maka harga pKa
beberapa senyawa asam karboksilat dalam air pada suhu 25 °C dapat dilihat pada
table berikut:
Asam
|
pKa
|
Asam
|
pKa
|
Asam
|
pKa
|
CH3COOH
|
4,80
|
FCH2COOH
|
2,66
|
OHCH2COOH
|
3,83
|
(CH3)3N+-CH2COOH
|
1,83
|
ClCH2COOH
|
2,86
|
2,43
|
|
NH3+-(CH2)COOH
|
4,27
|
Cl2CHCOOH
|
1,30
|
HOOCCH2COOH
|
2,83
|
-O2C-CH2COOH
|
5,69
|
Cl3CCOOH
|
0,65
|
CH3CH2COOH
|
4,88
|
-O2C-(CH2)4COOH
|
5,41
|
Cl(CH2)COOH
|
4,0
|
(CH3)3CCOOH
|
5,05
|
HCOOH
|
3,77
|
Sources:
Terimakasih uraiannya kakak, sangat bermanfaat
BalasHapusbenar2 wisata ilmu, terima kasih atas ilmunya kakak
BalasHapusThanks infonya min, sangat membantu sebagai referensi :)
BalasHapusTerima kasih atas paparan ilmunya, sangat bermanfaat
BalasHapusiya mba-mba sekalian sama-sama. senang bisa membantu :)
BalasHapusTerima kasih atas penjelasannya sangat membantu saya dalam memahami materi efek induksi
BalasHapusTerimakaih sanat menarik dan bermnfaat :)
BalasHapus