POLARIZABILITAS
Polarizibilitas/polarizabilitiez/kebolehpolaran
merupakan pergerakan elektron yang mengakibatkan dipol sesaat dalam suatu
molekul untuk mengimbas suatu molekul.
Pergerakan atau perpindahan elektron pada suatu atom dapat mengakibatkan tidak
meratanya kepadatan elektron pada atom, sehingga atom tersebut mempunyai satu
sisi dipol dengan muatan lebih negatif dibandingkan
sisi yang lain. Pergerakan ini menimbulkan dipol sesaat.
Ketika polarisasi
terjadi, elektron-elektron dan inti atom dalam suatu molekul mengalami
perpindahan dari posisi rata-ratanya. Mudah tidaknya dipol sesaat atau dipol
indiksian terbentuk pada suatu molekul tergantung kepada kemudahan awan elektron
untuk mengalami polarisasi, kemudahan awan elektron suatu molekul untuk
dipolarisasi dinyatakan dengan kebolehpolaran (polarizabilitiez, disimbolkan
dengan α dan satuan m³).
Semakin
mudah awan elektron suatu molekul dipolarisasi, maka kebolehpolaran malekul
tersebut semakin tinggi pila. Kebolehpolaran suatu molkul tergantung pada
jumlah dan bentuk awan elektron. Untuk molekul-molekul dengan bentuk yang sama,
bertambahnya jumlah elektron menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan
elektron semakinlemah awan elektron semakin lunak sehingga semakin mudah
dipolarisasi dan kebolehpolarannya semakin tinggi seperti ditunjukan tabel
berikut:
Tabel 1. Kebolehpolaran α beberapa Molekul
Zat
|
Bentuk
|
α
|
He
|
Bola
|
2,0
|
Ar
|
Bola
|
16,6
|
CH₄
|
Tetrahedral
|
26,0
|
CCl₄
|
Tetrahedral
|
105
|
H₂
|
Linear
|
8,2
|
N₂
|
Linear
|
17,7
|
CO₂
|
Linear
|
26,3
|
Jumlah elektron dalam suatu molekul berbanding lurus dengan massa
molekulnya oleh karena itu kebolehpolaran suatu molekul semakin tinggi dengan
bertambahnya massa molekulnya. Kenaikan kebolehpolaran molekul menyebabkan
semakin mudahnya molekul tersebut membentuk dipol sesaat dan dipol induksian
sehingga gaya london yang yang terjadi semakin kuat.
Dengan adanya gaya london antara molekul-molekul nonpolar menyebabkan pada
waktu peleburan dan pendidihan diperlukan sejumlah enengi untuk memperbesar
jarak antara molekul-molekul nonpolar. Semakin kuat gaya london antar
molekul-molekul, semakin besar pula energi yang digunakan untuk terjadinya
peleburan dan pendidihan. Hal ini ditunjukkan dengan titik lebur dan titik
didih zat seperti contoh pada tabel
Tabel 2. Titik Lebur dan Titik Didih beberapa zat
Zat
|
Bentuk
|
Jumlah Elektron
|
Ar (Mr)
|
Tl (°C)
|
Td (°C)
|
He
|
Bola
|
2
|
4,003
|
-270
|
-269
|
Ne
|
Bola
|
10
|
20,18
|
-249
|
-246
|
Ar
|
Bola
|
18
|
39,95
|
-189
|
-186
|
Kr
|
Bola
|
36
|
83,80
|
-157
|
-152
|
Xe
|
Bola
|
54
|
131,3
|
-112
|
-108
|
H₂
|
Linear
|
2
|
2,1060
|
-259
|
-252
|
N₂
|
Linear
|
14
|
28,0134
|
-210
|
-196
|
O₂
|
Linear
|
16
|
31,9988
|
-218
|
-183
|
F₂
|
Linear
|
18
|
37,9968
|
-220
|
-188
|
Cl₂
|
Linear
|
34
|
70,906
|
-101
|
-34,7
|
Br₂
|
Linear
|
106
|
159,808
|
-7,2
|
58,8
|
I₂
|
Linear
|
106
|
235,8090
|
114
|
184
|
CH₄
|
Tetrahedral
|
10
|
16,0334
|
-182
|
-162
|
CF₄
|
Tetrahedral
|
42
|
88,00
|
-184
|
-129
|
CCl₄
|
Tetrahedral
|
74
|
153,82
|
-23,0
|
76,8
|
CBr₄
|
Tetrahedral
|
146
|
331,65
|
92
|
190
|
Pengaruh kenaikan kekuatan gaya london terhadap titik lebur dan titik didih
zat yang teramati pada sejumlah alkana tidak bercabang terlihat bahwa titik
lebur dan titik didih alkana tidak bercabang cenderung naik dengan bertambahnya
massa molekul alkana. Hal ini terjadi karena bertambahnya massa molekul alkana
menyebabkan bertambahnya gaya london antara molekul-molekul alkana. Kenaikan
gaya london juga terlihat pada fase alkana. Semakin banyak jumlah atom karbon
pada alkana, fase alkana semakin dekat dengan fase terkondensasi (fase cair dan
padat). Pada temperatur ruang, alkana tidak bercabang dengan jumlah atom sampai
empat memiliki vase gas, lima sampai sembilanbelas memiliki fase cair, dua
puluh atau lebih memiliki fase padat
Untuk kebolehpolaran molekul yang berisomer tergantung pada bentuknya.
Dalam hal ini semakin tinggi tingkat simentri suatu molekul, maka awan
elektronnya akan semakin sulit untuk dipolarisasi sehingga Kebolehpolarannya
semakin rendah, akibat dipol sesaat molekul tersebut semakin sulit terbentuk.
Molekul n-pentana dan neopentana merupakan senyawa yang berisomer
tetapi dengan bentuk awan elektron yang berbeda. Molekul n-pentana
yang berbentuk lurus awan elektronnya dapat dianggap bentuk silinder, sedangkan
neopentana yang berbentuk tetrahedral awan elektronnya dapat dianggap berbentuk
bola. Karena bola lebih simetri dari pada silinder n-pentana lebih
mudah dipolarisasi dari pada awan elektron neopentana, kebolehpolaran n-pentana
lebih tinggi dari pada kebolehpolaran neopentana. Akibatnya pada molekul n-pentana
lebih mudah terbentuk dipol sesaat atau dipol induksian dibanding pada molekul
neopentana. Mudahnya dipol sesaat dan dipol induksian terbentuk memperbesar
kekuatan gaya london yang terjadi.
Source:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_london
terima kasih atas penjelasannya sangat lengkap dan informatif,sangat bermanfaat
BalasHapusINFORMASI ILMU YANG MEMBANTU. DITUNGGU ILMU SELANJUTNYA YA
BalasHapusterimakasih penjelasannya...
BalasHapusapakah semua senyawa bisa mengalami polarisabilitas? atau hanya senyawa tertentu saja?
terimakasih :)
iya mba terimakasih partisipasinya. iya dimana kita ketahui ya mba kalo polarizabilitas itu terjadinya bisa akibat pengaruh gaya london dan van der waals.
HapusKebolehpolaran atau polarizabilitas suatu molekul tergantung pada jumlah dan bentuk awan elektron. Untuk molekul-molekul dengan bentuk yang sama, bertambahnya jumlah elektron menyebabkan pengaruh inti atom terhadap awan elektron semakin lemah awan elektron semakin lunak sehingga semakin mudah dipolarisasi dan kebolehpolaran-nya semakin tinggi.
Nah mba jika senyawa tersebut dapat mengalami peristiwa tersebut maka bisa terjadi polarizabilitas. Insya Allah
Jika salah mohon dikoreksi juga ya mba :)
terima kasih atas info ilmunya, sangat bermanfaat untuk referensi belajar
BalasHapusIya sama mba-mba yg inspiratif :)
BalasHapusIya sama mba-mba yg inspiratif :)
BalasHapus