ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM -AMILASE DARI
KECAMBAH KACANG HIJAU
Oleh:
Herliani Lusiana
Kimia, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Jambi
herlianilusiana26@gmail.com
herlianilusiana26@gmail.com
Abstrak
Didalam
kecambah kacang hijau terkandung enzim yaitu -amilase. Enzim -amilase
merupakan enzim yang mampu menganalisis, mengkatalisis proses hidrolisa pati
untuk menghasilkan molekul lebih sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengisolasi enzim -amilase dari
kecambah kacang hijau dengan cara sentrifugasi, serta untuk mengkarakterisasi
enzim -amilase dari kecambah kacang hijau dengan metode Fuwa menggunakan
spektrofotometri UV-VIS. Digunakan Larutan standar pati terlarut dengan 8
variasi konsentrasi yaitu 0,1 %; 0,2 %; 0,3 %; 0,4 %; 0,5 %; 0,6 %; 0,7 % dan
0,9 %. Persamaan kurva kalibrasi dari standar pati terlarut adalah y = 0,4087x
+ 0,4947 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,4815. Kecambah yang
memiliki aktivitas paling tinggi adalah kecambah yang tumbuh selama 7 hari
dengan penambahan daun sebagai sumber enzim -amilase dengan
nilai absorbansi sebesar 0,744 A.
Kata kunci: Enzim -amilase,
sentrifugasi, metode Fuwa, spektrofotometri UV-VIS
Abstract
In mung bean sprouts contained an
enzyme that is -amylase. -amylase enzyme is an enzyme that is able to
analyze, catalyze the process of hydrolysis of starch to produce simpler
molecules. The purpose of this study was to isolate -amylase enzyme from mung
bean sprouts by centrifugation, as well as to characterize -amylase enzyme
from mung bean sprouts with Fuwa method using UV-VIS spectrophotometry. Used
standard solution of starch dissolved in 8 variations of concentration at 0.1%;
0.2%; 0.3%; 0.4%; 0.5%; 0.6%; 0.7% and 0.9%. Standard calibration curve
equation of dissolved starch is y = 0,4087x + 0,4947 with a correlation
coefficient (r) of 0.4815. Sprouts that have the highest activity is growing
sprouts for 7 days with the addition of the leaves as the source -amylase
enzyme with the absorbance value of 0.744 A.
Keywords: -amylase enzyme, centrifugation, Fuwa
method, UV-VIS spectrophotometry
PENDAHULUAN
Kacang
hijau (Vigna radiata L.) merupakan
salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dimakan rakyat
Indonesia. Kecambahnya dikenalah sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat-zat
gizi, antara lain: amylum, protein, besi, belerang kalsium, minyak lemak,
mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E) (Atman, 2007).
Pertumbuhan
merupakan suatu Proses pertambahan ukuran baik dalam bentul, volume, bobot,
maupun jumlah sel akibat penggandaan protoplasma. Tahap awal pertumbuhan
dimulai ketika biji berkecambah. Perkecambahan dimulai dengan penyerapan air
dari lingkungan sekitar biji sehingga menyebabkan kulit biji melunak dan ukuran
biji membesar (Salisburry dan Ross, 1995).
Enzim
amilase merupakan enzim yang mampu menganilisis, mengkatalisis proses hidrolisa
pati untuk menghasilkan molekul lebih sederhana seperti glukosa, maltosa dan
dekstrin. Proses hidrolisa pati tersebut dilakukan melalui tiga tahapan yaitu,
gelatinasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Ketiga tahapan tersebut memerlukan
energi yang relatif tinggi sehingga meningkatkan biaya produksi pada produk
berbahan pati (Nangin dan Sutrisno, 2015).
Potensi
kecambah kacang hijau sebagai sumber enzim -amilase dilaporkan oleh Suarni dan
Patong (2007). Hal yang sama juga dilakukan oleh Jamilatun et, al (2004) uang
menggunakan kecambah dalam hidrolisis biji nangka untuk produksi glukosa.
Amilase ini banyak digunakan dalam menghidrolisis molekul pati menjadi maltosa
ataupun glukosa dan amilase juga berfungsi pada pembuatan roti dan makanan bayi
(Sebayang, 2005).
Isolasi
enzim -amilase dari kecambah kacang hijau dilakukan dengan cara sentrifugasi.
Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis
molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih
berat berada di dasar tabung reaksi, sedangkan substansi yang ringan akan
terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin
yang bernama sentrifugasi dengan kecepatan bervariasi, contohnya 2500 rpm,
(rotation per minute) atau 3000 rpm (Faatih, 2009).
Metode
yang digunakan dalan penentuan aktivitas -amilase ini adalah dengan metode
Fuwa, dan absorbansi diukur dengan spektrofotometer (Skoog dan West, 1971).
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi enzim -amilase dari kecambah kacang
hijau dengan cara sentrifugasi, serta untuk mengkarakterisasi enzim -amilase
dari kecambah kacang hijau dengan metode Fuwa menggunakan alat spektrofotometer
UV-VIS.
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 September 2016 sampai 21 Oktober
2016 di Laboratorium Bioteknologi dan Rekayasa Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Jambi.
Alat
Adapun
alat yang digunakan pada penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, mortal
dan alu, alat sentrifugasi, inkubatir dan spektrofotometer UV-VIS.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kacang hijau, buffer asetat 0,2 M pH
%, pati terlarut, larutan HCl 1 M, larutan KI/I2 dan ddH2O.
Penumbuhan Kecambah Kacang Hijau
Penelitian
ini menggunakan perbandingan waktu pertumbuhan kecambah kacang hijau. Dimana
parameter yang digunakan dalam pertumbuhan kecambah adalah 1 hari, 3 hari, 5
hari dan 7 hari.
Pertumbuhan
kecambah kacang hijau dilakukan pada media berpori. Dilakukan dua perlakuan
terhadap pertumbuhan kacang hijau pada masing-masing waktu yakni perlakuan pada
tempat gelap dan tempat terang. Pertumbuhan kecambah dilakukan dengan cara
disiapkan biji kacang hijau sebanyak-banyaknya. Lalu disortasi biji kacang
hijau untuk memilih kacang hijau yang baik untuk digunakan menjadi kecambah.
Sortasi dilakukan dengan cara dicuci terlebih dahulu kemudian direndam selama
30 menit. Setelah itu, dibuang kacang hijau yang terapung dan digunakan kacang
hijau yang tenggelam sebagai sampel untuk dijadikan kecambah.
Isolasi Enzim -amilase dari
Ekstrak Kecambah Kacang Hijau
Pembuatan
ekstrak enzim dari kecambah kacang hijau dengan masing-masing waktu
pertumbuhan. Pertama dibersihkan dengan melepaskan kulit luar kecambah,
ditimbang sebanyak 3 g masing-masing untuk kecambah ditempat gelap dan terang.
Masing-masing kecambah dihaluskan dengan mortal. Masing-masing kecambah halus
dimasukkan kedalam gelas kimia 25 mL. Kemudian ditambahkan 15 mL buffer asetat
0,2 M pH 5 kedalam masing-masing kecambah halus. Didiamkan selama 10 menit.
Setelah itu, disaring dan diambil filtrat masing-masing kemudian disentrifugasi
selama 20 menit dengan kecepatan 2000 rpm pada suhu 5 °C. Supernatan yang
dihasilkan diinkubasi didalam inkubator. Inkubasi dilakukan selama 7 hari.
Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pembuatan
kurva kalibrasi. Dibuat larutan pati dengan berbagai konsentrasi yakni: 0,1 %;
0,2 %; 0,3 %; 0,4 %; 0,5 %; 0,6 %; 0,7 % dan 0,9 %. Masing masing larutan pati
200 µL ditambah 200 µL larutan HCl 1 M, 200 µL larutan KI/I2 dan 3,4
mL ddH2O. Diukur absorbansi masing-masing pada panjang gelombang 600
nm.
Penentuan Aktivitas Enzim
-amilase
Penentuan
aktivitas enzim -amilase dengan menambahkan 200 µL larutan pati 0,5 % dengan
200 µL enzim -amilase dari kecambah dengan beberapa parameter tersebut, lalu
ditambah 200 µL larutan HCl 1 M, 200 µL larutan KI/I2 dan 3,4 mL ddH2O.
Diukur aborbansi pada panjang gelombang 600 nm.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Isolasi
enzim -amilase diperoleh dari kecambah kacang hijau. Kecambah didapat dari
proses penumbuhan biji kacang hijau yang sudah disortasi. Sortasi ini dilakukan untuk memisahkan dan memilih
biji kacang hijau yang baik dijadikan kecambah. Dimana kecambah yang terapung
adalah kecambah yang tidak dapat digunakan sebagai kecambah karena kacang hijau
yang terapung memiliki komposisi yang rusak sehingga tidak bisa tumbuh menjadi
kecambah dengan baik. Sedangkan biji kacang hijau yang terapung merupakan
kacang hijau yang baik untuk dijadikan kecambah karena komposisi yang dimiliki
kacang hijau masih dalam keadaan baik.
Variasi
waktu pertumbuhan ditujukan untuk melihat aktivitas dari enzim -amilase. Dilakukan
4 variasi waktu tumbuh kecambah kacang hijau yakni, 1 hari, 3 hari, 5 hari dan
7 hari. Perlakuan terhadap masing-masing hari dibedakan lagi antara kecambah
yang tumbuh ditempat gelap dan kecambah yang tumbuh ditempat terang. Hal ini
juga ditujukan untuk melihat kemampuan atau aktivitas dari enzim -amilase yang
ada pada kecambah.
Tabel 1.
Data hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau dengan berbagai
variasi waktu pertumbuhan
Hari
ke
|
Pengamatan
Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Hijau
|
|
Tempat
Gelap
|
Tempat
Terang
|
|
0
|
Masih
berupa biji
|
Masih
berupa biji
|
1
|
Tumbuh
akar ± 0,5 cm
|
Tumbuh
akar ± 0,5 cm
|
3
|
· Batang
memanjang ± 3-4 cm
· Muncul
daun kecil berwarna kuning
|
·
Batang memanjang ± 5-7 cm
·
Muncul daun sedikit lebih
panjang berwarna kuning
|
5
|
· Batang
memanjang ± 7-8 cm
· Daun
mulai melebar warna lebih pucat
|
·
Batang memanjang hingga 10 cm
·
Lebar daun ± 1,5 cm berwarna
hijau tua
|
7
|
· Batang
mencapai 10 cm
· Daun
tidak terlalu hijau
|
·
Panjang batang mencapai 15 cm
·
Lebar daun ± 2 cm berwarna
hijau pekat
|
Dari Tabel 1. Dapat dilihat
perbandingan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi antara kecambah yang
tumbuh pada tempat gelap dan terang. Dimana kecambah yang tumbuh pada tempat
gelap cenderung berwarna kuning karena kekurangan cahaya dan pertumbuhan
batangnya cenderung lebih lambat. Sedangkan kecambah yang tumbuh pada tempat
terang cenderung lebih hijau dan lebih segar serta pertumbuhan batangnya lebih
tinggi karena menerima asupan cahaya yang cukup.
Isolasi dilakukan dengan dengan
penghalusan kecambah dengan mortal dan alu. Penghalusan ini bertujuan untuk
menghancurkan jaringan dan dinding sel
agar mudah untuk memisahkan atau mengisolasi enzim -amilase.
Tabel 2.
Hasil isolasi
enzim -amilase untuk kecambah yang tumbuh
selama 3 hari
Perlakuan
|
Hasil
|
|
Tempat
Terang
|
Tempat
Gelap
|
|
Kecambah
yang ditambah buffer lalu didiamkan 10 menit
|
Warna
cokelat terang
|
Warna
keruh
|
Sentrifugasi
10 menit
|
Ada
endapan
|
Ada
endapan
|
Sentrifugasi dengan kecepatan 2000 rpm
selama 20 menit diperoleh hasil endapan yang sangat sedikit terlihat di dasar
tabung reaksi. Hasil sentrifugasi diinkubasi dengan tujuan agar enzim yang
terdapat di dalamnya tidak rusak akibat suhu yang terlalu ekstrim karena untuk
penggunaan dalam jangka waktu yang
panjang dapat memicu kerusakan bagi enzim tersebut.
Tabel 3.
Kurva kalibrasi
Konsentrasi(%)
|
Panjang
gelombang(nm)
|
Absorbansi(A)
|
0,1
|
600
|
0,313
|
0,2
|
600
|
0,622
|
0,3
|
600
|
0,735
|
0,4
|
600
|
0,759
|
0,5
|
600
|
0,757
|
0,6
|
600
|
0,760
|
0,7
|
600
|
0,761
|
0,9
|
600
|
0,763
|
Pembuatan kurva kalibrasi adalah
dengan menggunakan larutan standar yakni pati terlaru dengan berbagai
konsentrasi, 0,1 %; 0,2 %; 0,3 %; 0,4 %; 0,5 %; 0,6 %; 0,7 %; dan 0,9%. Dari
hasil absorbansi diperoleh persamaan garis regresi dari pati terlarut adalah y = 0,4087x + 0,4947 dengan nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,4815. Dapat dilihat pada gambar 1 kurva kalibrasi
larutan pati terlarut. Nilai korelasi yang diperoleh cukup jauh dari 1 yakni
0,4815, hal ini dapat terjadi disebabkan kesalahan yang munkin terjadi pada
saat pengenceran pati dan pada saat penambahan larutan lain.
Gambar 3.
Kurva kalibrasi pati terlarut
Pengujian aktivitas enzim -amilase
dilakukan dengan melihat absorbansi dari enzim -amilase tersebut. Aktivitas
enzim -amilase dilakukan dengan menggunakan larutan iodin melalui metode Fuwa.
Larutan iodin memiliki warna dasar kuning. Namun, ketika direaksikan dengan
pati akan membentuk kompleks berwarna biru. Amilum merupakan polimer sakarida
yang berbentuk helix. Ketika ditambahkan iodin, iodin akam masuk ke dalam
spiral amilum dan membentuk warna biru kehitaman.
Tabel 4.
Absorbansi enzim -amilase kecambah kacang hijau (pertama)
Hari ke-
|
Perlakuan
|
Panjang geolombang
(nm)
|
Absorbansi (A)
|
1
|
Terang
|
600
|
0,686
|
Gelap
|
600
|
0,728
|
|
3
|
Terang
|
600
|
0,396
|
Gelap
|
600
|
0,256
|
|
5
|
Terang
dengan daun
|
600
|
0,701
|
Terang
tanpa daun
|
600
|
0,580
|
|
Gelap
|
600
|
0,359
|
|
7
|
Terang
dengan daun
|
600
|
0,744
|
Terang
tanpa daun
|
600
|
0,763
|
|
Gelap
|
600
|
0,189
|
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
perbedaan daya serap atau absorbansi dari enzim -amilase. Dimana enzim yang
berasal dari kecambah yang tumbuh di tempat terang memiliki absorbansi yang
lebih tinggi dibanding kecambah yang tumbuh di tempat gelap. Hal ini disebabkan
oleh perbedaan asupan yang diterima oleh kecambah pada tempat terang berbeda
dengan kecampah pada tempat gelap. Kekurangan asupan cahaya dari kecambah pada
tempat gelap mengakibatkan pertumbuhan kecambahnya menjadi tidak baik. Pada
perlakuan kecambah dengan waktu tumbuh selama 3 hari diperoleh nilai absorbansi
yang terlalu jauh yakni sebesar 0,396 A dan 0,256 A. Hal ini dapat disebabkan
karena kurangnya nutrisi yang diperoleh pada kecambah ini. Oleh sebab itu,
enzim -amilase yang terdapat didalam kecambah tersebut sedikit. Dibandingkan
pula pada kecambah dengan waktu 5 hari dan 7 hari yang diberi perlakuan berbeda
pada kecambah di tempat terang yakni dengan penambahan daun kecambah dan tanpa
daun kecambah. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perlakuan dengan
menggunakan daun memiliki absorbansi yang lebih tinggi dibanding dengan
perlakuan tanpa daun.
Sebagai perbandingan dilakukan
pengulangan dengan metode dan bahan yang sama serta perlakuan yang sama.
Tabel 5.
Absorbansi enzim -amilase kecambah kacang hijau (kedua)
Hari ke-
|
Perlakuan
|
Panjang geolombang
(nm)
|
Absorbansi (A)
|
3
|
Terang
|
600
|
0,775
|
Gelap
|
600
|
0,749
|
|
5
|
Terang
dengan daun
|
600
|
0,716
|
Terang
tanpa daun
|
600
|
0,599
|
|
Gelap
|
600
|
0,497
|
|
7
|
Terang
dengan daun
|
600
|
0,540
|
Terang
tanpa daun
|
600
|
0,775
|
|
Gelap
|
600
|
0,667
|
Pada
pengulangan ini diperoleh data yang lebih baik dari sebelumnya, dimana
absorbansi teradap enzim -amilase lebih kecil. Semakin lama waktu tumbuh
kecambah nilai absorbansi semakin kecil hal ini disebabkan karena jumlah enzim
yang semakin berkurang. Pada penelitian sebelumnya dijelaskan oleh Bahri, et al
(2012) perkecambahan diperlukan energi yang cukup besar, utnuk itu diperlukan
enzim amilase yang banyak untuk merombak karbohidrat. Setelah waktu tertentu,
fase perkecambahan akan dialihkan menjadi fase pertumbuhan, sehingga
pembentukan enzim amilase akan menurun.
Berbeda
dengan penelitian pertama terhadap enzim -amilase hal ini dapat dipengaruhi
oleh beberapa sebab, seperti jumlah nutrien yang diterima oleh kecambah
sehingga menghasilkan enzim -amilase, kesalahan atau ketidaktepatan lainnya
yang terjadi ketika pembuatan atau penyiapan larutan uji untuk uji
spektrofotometer UV-VIS.
KESIMPULAN
Untuk mengisolasi enzim -amilase dari
kecambah kacang hijau dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi. Dari absorbansi
yang diperoleh pada pengulangan kedua diperoleh nilai absorbansi yang sesuai
dengan teori bahwa semakin lama waktu tumbuh kecambah maka enzim -amilase
semakin berkurang karena fungsinya semakin menurun untuk pertumbuhan kecambah.
Sedangkan pada penelitian pertama didapat absorbansi yang sebaliknya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti, nutrisi kecambah yang kurang dan
ketidaktepatan dalam pembuatan larutan uji untuk uji spektrofotometer UV-VIS.
DAFTAR
PUSTAKA
Atman.
2007. “Teknologi Budidaya Kacang Hijau (Vigna
Radiata L.) di Lahan Sawah”. Jurnal
Ilmiah Tambua. Vol. VI. No. 1: (89-95).
Bahri, Syaiful., Moh. Mirzan dan Moh.
Hasan. 2012. “Karakterisasi Enzim Amilase dari Kecambah Biji Jagung Ketan”. Jurnal Natur Science. Vol. 1. No. 1:
(132-143).
Faatih, Mukhlissul. 2009. “Isolasi dan
Digesti DNA Kromosom”. Jurnal Sains dan
Teknologi. Vol. 10. No. 1: (61-67).
Jamilatun, S., Sumiyati, Y. dan
Handayani, R.N. 2004. Pengambilan Glukosa
dari Tepung Biji Nangka dengan Cara Hidrolisis Enzimatik Kecambah Jagung.
Yogyakarta: Prosiding Seminar Nasional Reyasa Kimia dan Proses.
Nangin, Debora dan Aji Sutrisni. 2015.
“Enzim Amilase Pati Mentah dari Mikroba: Kajian Putaka”. Jurnal Pangan dan Hasil Agroindustri. Vol. 1. No. 3: (1032-1039).
Salisburry dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Sebayang, F. 2005. “Isolasi dan
Pengujian Aktivitas Enzim -amilase dari Aspergillus
niger dengan Menggunakan Media Campuran Onggok dan Dedak”. Jurnal Komunikasi Penelitian. Vol. 17.
No. 5: (81-86).
Skoog, D.A. dan D.M. West. 1971. Principles of Instrumental Analysis. New
York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Suarni dan Patong, R. 2007. “Potensi
Kecambah Kacang Hijau sebagai Sumber Enzim -amilase”. Indo Chem. Vol. 7: (332-336).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar