REGANGAN
RUANG
Teori Regangan
Baeyer
Teori Baeyer dikemukakan pertama kali pada tahun 1885 oleh
seorang ahli kimia Jerman, Adolf Von Baeyer. Baeyer mangemukakan bahwa senyawa-senyawa
siklik membentuk cincin-cincin datar. Semua senyawa siklik (kecuali
siklopetana) mengalami ragangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut
ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedal makin
besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula. Akibatnya sikli propana
yang mempunyai sudut ikatan 60° dan siklo butana 90° lebih reaktif dari pada
propana dan butana. Menurut baeyer siklo prapana adalah sistem yang paling
stabil karena sudut ikatannya 108°, yang hampir sama dengan sudut tetrahedal
dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo hetsana.
Namun pada kenyataannya bahwa siklo heksana dan cincin yang
lebih besar tidak lebih reaktif dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan
merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120° melinkan suatu cincin yang agak
terlipat dengan sudut ikatan 109°, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal.
Hal ini menunjukkan bahwa teori Baeyer tidak seluruhnya benar.
Regangan cincin
sikloalkana
Dilihat dari segi
renganan cincin, yang dihitung berdasarkan harga kalor pembakaran, terbukti
bahwa harga regangan total cincin yang terbesar adalah pada siklopropana,
disusul dengan siklobutana, dan siklopentana. Pada sikloheksana harganya = 0,
yang sama dengan harga senyawa rantai terbuka. Besarnya harga regangan pada
siklopropana tersebut disebabkan oleh adanya regangan sudut dan regangan
sterik. Makin besar penyimpangannya dari sudut tetrahedral, makin besar pula
regangan sudutnya.
Agar diperoleh
kestabilan dilakukan usaha mrngurangi regangan sehingga molekul sikloalkana
mengalami konformasi. Pada siklopentana konformasinya mengakibatkan keempat
atom karbonnya berada dalam satu bidang dan atom karbon kelima membentuk ikatan
bengkok. Pada sikloheksana konformasinya mengakibatkan semua ikatan C-C-C
mempunyai sudut 109,50°.
Salah satu dari
konformasi pada sikloheksana dinamakan konformasi kursi, yang ditandai oleh
adanya dua macam orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H aksial dan
enam buah ikatan C-H ekuatorial.
Selain konformasi kursi
adapula konformasi biduk pada sikloheksana, yang kestabilannya lebih rendah
daripada konformasi kursi. Jika satu atom H pada sikloheksana diganti oleh
gugus –CH3 atau gugus lain, maka gugus –CH3 gugus
lain tersebut dapat berposisi aksial atau ekuatorial. Dalam hal ini konformasi
yang lebih stabil adalah konformasi dengan gugus –CH3 berposisi
ekuatorial.
Jika sikloalkana
mengikat substituen pada dua atau lebih atom karbon, maka terjadi isomer
cis-trans. Salah satu contohnya adalah pada 1,2-dimetilsiklopentana. Dalam penggambaran
strukturnya, cincin siklopentana digambarkan sebagai segilima datar, dengan
ketentuan bila kedua substituennya terletak pada sisi yang sama dari bidang
cincin dinamakan isomer cis, sedangkan bila berseberangan dengan bidang cincin
dinamakan isomer trans. Pada sikloheksana juga dijumpai isomer-isomer cis-tans,
yang bila digambarkan dengan konformasi kursi, yang masing-masing substituen
dapat berposisi aksial atau ekuatorial. Sifat-sifat fisika dan kimia sikloalkana
hampir sama dengan alkana, yaitu nonpolar, titik didih dan titik leburnya
sebanding dengan berat molekulnya, dan inert (lambat bereaksi dengan senyawa
lain). Reaksi sikloalkana dengan oksigen dapat menghasilkan CO2 dan
H2O, sedangkan dengan halogen terhadi reaksi substitusi atom H oleh
atom halogen. Khusus untuk siklopropana dan siklobutana, dengan kondisi reaksi
khusus, dapat mengalami pemutusan cincin.
Terimakasih atas uraiannya,
BalasHapusMohon uraian lebih lanjut terkait, mengapa sikloheksana tidak lebih reaktif dibandingkan siklopentana? Terimakasih
Iya sama-sama. begini, karena siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120° melainkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109°, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal. Hal ini menunjukkan bahwa teori Baeyer tidak seluruhnya benar.Semoga bermanfaat :)
Hapusterimakasih infonya sangat bermanfaat, saya ingin bertanya regangan ruang ini terjadi pada senyawa yang seperti apa, bisa tidak terjadi pada senyawa alifatik. kalu bisa mohon dijelaskan.
BalasHapusTerima kasih informasinya. Mohon penjelasan tentang regangan ruang pada struktur senyawa alifatik.
BalasHapusTerima kasih informasinya. Mohon penjelasan tentang regangan ruang pada struktur senyawa alifatik.
BalasHapusmenurut saya jika untuk senyawa alifatik tentunya akan terjadi regangan namun yang membedakannya dengan senyawa siklik munkin pada sudut yang dibentuknya. Untuk info yang lebih akurat bisa komentar disini juga ya untuk evaluasi juga dan tambahan ilmu buat saya. Terimakasih
BalasHapusTerima kasih infonya, namun mohon jelaskan lagi tentang apakah konformasi tersebut berlaku untuk senyawa tertentu atau untuk semua senyawa?
BalasHapusApakah regangan ruang akan terjadi pada senyawa yang memeiliki sudut 109, 5 C?
BalasHapus