Senin, 14 November 2016

KIMIA ORGANIK FISIK

REGANGAN RUANG
Teori Regangan Baeyer
Teori Baeyer dikemukakan pertama kali pada tahun 1885 oleh seorang ahli kimia Jerman, Adolf Von Baeyer. Baeyer mangemukakan bahwa senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami ragangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedal makin besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula. Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut ikatan 60° dan siklo butana 90° lebih reaktif dari pada propana dan butana. Menurut baeyer siklo prapana adalah sistem yang paling stabil karena sudut ikatannya 108°, yang hampir sama dengan sudut tetrahedal dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo hetsana.
Namun pada kenyataannya bahwa siklo heksana dan cincin yang lebih besar tidak lebih reaktif dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120° melinkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109°, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal. Hal ini menunjukkan bahwa teori Baeyer tidak seluruhnya benar.
Regangan cincin sikloalkana
Dilihat dari segi renganan cincin, yang dihitung berdasarkan harga kalor pembakaran, terbukti bahwa harga regangan total cincin yang terbesar adalah pada siklopropana, disusul dengan siklobutana, dan siklopentana. Pada sikloheksana harganya = 0, yang sama dengan harga senyawa rantai terbuka. Besarnya harga regangan pada siklopropana tersebut disebabkan oleh adanya regangan sudut dan regangan sterik. Makin besar penyimpangannya dari sudut tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
Agar diperoleh kestabilan dilakukan usaha mrngurangi regangan sehingga molekul sikloalkana mengalami konformasi. Pada siklopentana konformasinya mengakibatkan keempat atom karbonnya berada dalam satu bidang dan atom karbon kelima membentuk ikatan bengkok. Pada sikloheksana konformasinya mengakibatkan semua ikatan C-C-C mempunyai sudut 109,50°. 
Salah satu dari konformasi pada sikloheksana dinamakan konformasi kursi, yang ditandai oleh adanya dua macam orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H aksial dan enam buah ikatan C-H ekuatorial.



Selain konformasi kursi adapula konformasi biduk pada sikloheksana, yang kestabilannya lebih rendah daripada konformasi kursi. Jika satu atom H pada sikloheksana diganti oleh gugus –CH3 atau gugus lain, maka gugus –CH3 gugus lain tersebut dapat berposisi aksial atau ekuatorial. Dalam hal ini konformasi yang lebih stabil adalah konformasi dengan gugus –CH3 berposisi ekuatorial.


Jika sikloalkana mengikat substituen pada dua atau lebih atom karbon, maka terjadi isomer cis-trans. Salah satu contohnya adalah pada 1,2-dimetilsiklopentana. Dalam penggambaran strukturnya, cincin siklopentana digambarkan sebagai segilima datar, dengan ketentuan bila kedua substituennya terletak pada sisi yang sama dari bidang cincin dinamakan isomer cis, sedangkan bila berseberangan dengan bidang cincin dinamakan isomer trans. Pada sikloheksana juga dijumpai isomer-isomer cis-tans, yang bila digambarkan dengan konformasi kursi, yang masing-masing substituen dapat berposisi aksial atau ekuatorial. Sifat-sifat fisika dan kimia sikloalkana hampir sama dengan alkana, yaitu nonpolar, titik didih dan titik leburnya sebanding dengan berat molekulnya, dan inert (lambat bereaksi dengan senyawa lain). Reaksi sikloalkana dengan oksigen dapat menghasilkan CO2 dan H2O, sedangkan dengan halogen terhadi reaksi substitusi atom H oleh atom halogen. Khusus untuk siklopropana dan siklobutana, dengan kondisi reaksi khusus, dapat mengalami pemutusan cincin.



Source:

8 komentar:

  1. Terimakasih atas uraiannya,
    Mohon uraian lebih lanjut terkait, mengapa sikloheksana tidak lebih reaktif dibandingkan siklopentana? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sama-sama. begini, karena siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120° melainkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109°, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal. Hal ini menunjukkan bahwa teori Baeyer tidak seluruhnya benar.Semoga bermanfaat :)

      Hapus
  2. terimakasih infonya sangat bermanfaat, saya ingin bertanya regangan ruang ini terjadi pada senyawa yang seperti apa, bisa tidak terjadi pada senyawa alifatik. kalu bisa mohon dijelaskan.

    BalasHapus
  3. Terima kasih informasinya. Mohon penjelasan tentang regangan ruang pada struktur senyawa alifatik.

    BalasHapus
  4. Terima kasih informasinya. Mohon penjelasan tentang regangan ruang pada struktur senyawa alifatik.

    BalasHapus
  5. menurut saya jika untuk senyawa alifatik tentunya akan terjadi regangan namun yang membedakannya dengan senyawa siklik munkin pada sudut yang dibentuknya. Untuk info yang lebih akurat bisa komentar disini juga ya untuk evaluasi juga dan tambahan ilmu buat saya. Terimakasih

    BalasHapus
  6. Terima kasih infonya, namun mohon jelaskan lagi tentang apakah konformasi tersebut berlaku untuk senyawa tertentu atau untuk semua senyawa?

    BalasHapus
  7. Apakah regangan ruang akan terjadi pada senyawa yang memeiliki sudut 109, 5 C?

    BalasHapus